CONTOH PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN TERBARU
CONTOH PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN
Pendahuluan
A. Pembelajaran Remedial
Dalam rangka membantu peserta didik
mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses
pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang
mengalami kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran
remedial atau perbaikan.
B. Hakikat Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan
layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki
prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan.
Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih
dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum terbaru menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi,
sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan
individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya
secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus
dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur
menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik
mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai
ketuntasan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis
kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari penilaian kemampuan awal
peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian
dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah,
demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.
Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media
audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio,
slide, video, komputer, multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan pembelajaran
atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan
berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar
serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah
atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian
yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan
untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang
peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu yang
telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.
Apabila dijumpai adanya peserta
didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka
muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu
tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau
perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum
mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar
belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.
Dengan diberikannya pembelajaran
remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar,
maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah
mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali
setelah mendapatkan program pembelajaran remedial.
C. Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan
pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam
kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan
dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan
sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1.
Adaptif
Setiap peserta didik memiliki
keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial
hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan,
kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran
remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2.
Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya
memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik
dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan
monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai
adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.
3.
Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan
Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan
kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran
remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4.
Pemberian Umpan Balik Sesegera
Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang
diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan
sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif.
Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan
belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.
5.
Kesinambungan dan Ketersediaan dalam
Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan
pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program
pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya
selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan
kesempatan masing-masing.
D. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada
hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan
atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu
dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok,
yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment)pembelajaran
remedial.
1.
Diagnosis Kesulitan Belajar
a.
Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan
belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
· Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta
didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
· Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami
gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor
keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
· Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang
mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna
daksa, dsb.
b.
Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat
pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan,
dsb.
· Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu
terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan
prasyarat keterampilan.
· Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta
didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi
bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan,
pengurangan, pembagian, atau perkalian.
· Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan
peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang
dijumpai peserta didik.
· Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara
cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan
dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran
Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar
yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan
berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain:
· Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan
materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran
ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai
ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
· Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan
perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan,
perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara
individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau
beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
· Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka
menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar
peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta
didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
· Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas
yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan
teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan
lebih terbuka dan akrab.
3.
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran
Remedial
Terdapat beberapa alternatif
berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan.
Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap
akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir
semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik
mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah
peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat
beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran
remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator
keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK
yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan
setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang
terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu
perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan
tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses
dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja,
observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan
harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. MENELAAH.KEMBALI SISWA YANG AKAN DIBERIKAN PENGAJARAN REMEDIAL.
Kegiatan ini dimaksudkan agar diperoleh gambaran yang lebih definitif mengenai
seorang siswa dengan permasalahan yang dihadapinya, kelemahan yang dideritanya,
letak kelemahannya, factor penyabab kelemahan tersebut. Apakah siswa tersebut
bisa ditolong guru atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama waktu yang
diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya.tindakan ini bisa berupa.
1.
Siswa disuruh mengulangi materi
pokok yang
sudah diajarkan dengan membarikan petunjuk, antara lain :
·
Menandai dan menunjukkan bagian-bagian yang dianggap penting
yang merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan.
·
Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan mengarahkan
siswa dalam mempelajari bahan tersebut.
·
Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.
·
Menyediakan bahan yang lain untuk bisa dibaca agar
mempermudah pemahaman terhadap bahan utama yang sedang dipelajari.
·
Menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi atau menjawab
pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.
·
Memperjelas berbagai istilah agar mudah dipahami yang
terdapat dalam materi atau bahan utama.
2.
Disuruh mencoba alternatif kegiatan
lain yang setara dengan
pembelajaran yang telah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama. Perlu juga
guru memeberikan arahan tentang :
·
Kegiatan apa saja yang harus dikerjakan siswa
·
Bahan apa yang dapat menunjang kegiatan yang sedang
dilakukan.
·
Bagian mana yang mendapat penekanan khusus
·
Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan
perhatian terhadap inti masalah.
·
Cara yang sebaiknya ditempuh siswa mengusai bahan tersebut.
Bila kesulitan belajar siswa bukan
karena semata-mata kesulitan dalam belajar, tetapi lebih disebabkan
factor-faktor lain, seperti sikap negate terhadap guru, masalah yang terkait
dengan orang tua, masalahnya dengan teman sebaya, karena lambat belajar,
potensi dibawah rata-rata, dan sebagainya.
Maka yang harus dilakukan :
·
Kepada siswa tersebut terlebih dahulu harus diberikan
pelayanan dan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterpi. Layanan
bimbingan ini bisa dalam bentuk pelayanan individual atau kelompok. Tentu dalam
hal ini guru bidang studi tidak bisa menangani sepenuhnya, tetapi membutuhkan
seorang konselor, psikiater, dan ahli lainnya.
·
Jika masalah ini telah dapat diatasi, barulah bisa dilakukan
pengajaran remedial.
B. ALTERNATIF TINDAKAN
Jika mendapatkan gambaran yang
lengkap tentang siswa yang memerlukan bantuan, selanjutnya direncanakan
alternatif tindakan yang sesuai dengan karekteristk kesulitan yang dihadapi
siswa. Alternatif
C. EVALUASI PENGAJARAN REMEDIAL
Pada akhir kegiatan remedial
hendaknya dilakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana pengajaran remedial
tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang paling utama
dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan minimal yang
diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari kebijakan dari
masing-masing sekolah). Bila terenyata masih belum berhasil, hendaknya
dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya.
Siklus yang sama akan terus berlanjut hingga criteria minimal kelulusan telah
terpenuhi.
Setelah prosedur pengajaran remedial
dapat diatasi, barulah ditentukan langkah-langkah penyusunan pengajaran
remedial untuk dapat melasanakan pengajaran remedial maka cermati dan pahami
baik-baik langkah-langkah penyusunannya:
1.
Tujuan Pembelajaran
Dalam langkah pertama ini, seorang
guru dituntut untuk menentukan pengajaran remedial yang akan dicapai oleh
siswa-siswa yang mengikuti pengajaran tersebut.
2.
Penentuan Pokok Bahasan Yang Akan
Diremedial
Dalam langkah kedua ini hendaklah
diketahui terlebih dahulu pokok bahasan atau materi-materi apa saja yang akan
dibuat remedialnya. Tulislah materi atau kompeetensi mana saja yang belum
tercapai oleh siswa-siswa tersebut.
Setelah menentukan program mana yang
harus diremedialkan, tentukan berapa kali program remedial itu akan
dilaksanakan, sehingga anda dapat merencanakan waktu yang tepat untuk itu.
3.
Cara Memberikan Perbaikan (Strategi)
Pada langkah ini seorang guru
dituntut untuk memperhatikan hal-hal berikut:
Apakah anda akan melakukan perbaikan
dengan cara mengganti metode-metode pengajaran yang telah anda laksanakan
dengan metode mengajar yang lain misalnya :
·
Metode pemberian tugas
·
Metode diskusi
·
Metode kerja kelompok
·
Pemodelan atau
·
Metode-metode lain yang merupakan penggabungan dari berbagai
metode tersebut yang dianggap tepat untuk tujuan pengajaran remedil.
·
Cara lain dapat menyuruh siswa membaca buku-buku sumber yang
mengandung konsep yang sama.
·
Kegiatan memakai tutor sebaya.
4.
Waktu Yang Digunakan Untuk Melaksanakan
Pengajaran Remedial
Bila
langah 1-3 sudah dilaksanakan dengan baik, tentukanlah alokasi waktu yang
diperlukan untuk program-program remedial tersebut misalnya :
Berapa kali akan melaksanakan remedial bahasa Indonesia itu
Berapa kali akan melaksanakan remedial bahasa Indonesia itu
·
Berapa lamanya
·
Hari apa saja
·
Pukul berapa
5.
Tempat Pelasanaan
Dimana akan dilaksanakan program
remedial ini, dikelas, diperpustakaan, dilaboratorium atau ditempat lain yang
menunjang tercapainya program remedial tersebut.
6.
Alat dan Media Pembelajaran
Pada langkah ini anda dituntut
menemukan media atau alat apa saja yang dibutuhkan, sehingga akan mempermudah
dan memperjelas keterangan materi yang disajikan.
7.
Evalusi
Langkah ini tidak kalah penting
dibandingkan dengan langkah-langkah yang lain, yaitu mengetahui sejauh mana
pengajaran remedial telah dilaksanakan diserap oleh siswa-siswa tersebut.
Terjadi peningkatan atau tidak. Apakah criteria keberhasilan minimal yang
diharapkan, misalnya 75 % atau 80% dapat mereka kuasai atau tidak.
8.
Analisis
langkah terakhir adalah analisis.
Setelah dianalisis ternyata masih ada siswa yang belum berhasil, hendaknya
dilakukan kembali kegiatan prognosis dan pengajaran remedial berikutnya sampai
siswa mendekati kemampuan optimal atau pencapaian tujuan kompetenasi pembelajaran
yang telah ditentukan.
Demikian pekerjaan anda, sehingga
daur ini berulang terus sampai tujuan tercapai. Untuk memantapkan pemahaman
pembaca mengenai langkah-langkah penyusunan pengajaran remedial tersebut.
Perhatikan contoh sebagai berikut :
1)
Penerapan mata pelajran Bahasa
Indonesia dan Sastra Indonesia
a.
Tujuan Pengajaran Remedial
Tujuan
pengajaran remedial aspek berbicara ini adalah menanggulangi kesulitan belajar,
berbicara dalam bentuk diskusi.
Setelah mengikuti pengajaran remedial siswa diharapkan dapat :
Setelah mengikuti pengajaran remedial siswa diharapkan dapat :
·
Berperan aktif sebagai moderator dan peserta diskusi,
·
Menyampaikan gagasan yang tepat sesuai dengan topik yang
diskusi.
·
Menyanggah pendapat teman secara santun dan ekspresif.
·
Menyimpulkan diskusi berdasarkan fakta, data, dan opini yang
yang berkembang dalam diskusi.
b.
Program
Pokok
bahasan : berbicara
Topik remdial : berdiskusi
Alokasi waktu : 40 menit
Kegiatan pembelajaran :
Topik remdial : berdiskusi
Alokasi waktu : 40 menit
Kegiatan pembelajaran :
Ø Peserta remedial diberikan sebuah
topik diskusi, misalnya “Bahaya Narkoba bagi pelajar”
Ø Siswa diberikan kebebasan memilih
dua orang menjadi moderator dan notulis.
Ø Siswa diberikan kesempatan
melaksanakan diskusi
Ø Guru mengamati dan mencatat jalannya
diskusi dengan menitik beratkan perhatian pada :
1. Apakah siswa yang ditugasi sebagai
moderator dan notulis memimpin diskusi dengan baik dan benar.
2. Apakah siswa telah menyampaikan
gagasannya dengan tepat, sesuai dengan topik diskusi.
3. Apakah siswa menyanggah pendapat
temannya dengan santun dan ekspresif.
4. Apakah siswa telah mampu
menyampaikan simpulan diskusi sesuai dengan fakta, data, dan opini yang
berkembang dalam diskusi.
c.
Strategi Perbaikan
·
Bermain peran, yakni siswa diberikan memerankan adegan
permainan, sebagai moderator, notulis, anggota diskusi, dan sebagainya.
·
Guru memonitor kegiatan siswa dengan mengisi format
penilaian yang telah disiapkan terlebih dahulu.
d.
Waktu
Hari : sabtu pukul 12.20-13.00
(selama 40 menit)
e.
Tempat
Program ini dilaksanakan dikelas
karena kelas dianggap tepat untuk melasanakan kegiatan remedial tersebut.
f.
Alat atau Media
Meja, kursi, materi diskusi
(kebutuhan disesuaikan dengan materi dana tujuan kegiatan.
g.
Evaluasi
Dilaksanakan untuk setiap siswa
selama kegiatan berlangsung (bentuk check list) yang telah disiapkan.
Unduh Program Remedial dan Pengayaan Word
Post a Comment for "CONTOH PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN TERBARU"