PROGRAM BIMBINGAN KONSELING SMP TERBARU
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING SMP
Program Tahunan
Rasional
Paradigma konseling saat ini berfokus pada pengenalan potensi, kebutuhan, dan tantangan perkembangan serta memenuhi kebutuhan dan tantangan perkembangan tersebut. Fokus pelayanan adalah mencapai perkembangan yang optimal dan menghindari masalah, bukan melayani siswa bermasalah. Berdasarkan gagasan ini, identifikasi potensi individu merupakan kegiatan yang mendesak di awal layanan dukungan. Bimbingan dan konseling saat ini difokuskan untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa, orang tua dan sekolah
Bimbingan dan konseling di sekolah berperan penting dalam membantu siswa menyelesaikan tugas perkembangan sebagaimana tertuang dalam Standar Otonomi dan Kompetensi Inti Siswa (SKKPD). Untuk mendukung tercapainya tantangan perkembangan tersebut, program orientasi dan konseling dilakukan secara holistik bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah
Saat ini, layanan bimbingan dan konseling yang diberikan sekolah menghadapi banyak tantangan internal dan eksternal. Secara internal, masalah yang dihadapi sebagian besar siswa sangat kompleks. Beberapa di antaranya adalah masalah yang berkaitan dengan adaptasi akademik sekolah, adaptasi interaksi sosial sekolah, ketidakdewasaan yang berorientasi pada pilihan karir, dll.
Secara eksternal, siswa pada rentang usia prasekolah hingga remaja awal juga menghadapi perubahan yang sangat cepat yang terjadi di tingkat global. Perkembangan teknologi informasi yang pesat dan masif seringkali berdampak buruk terhadap perkembangan pribadi dan sosial siswa di sekolah. Misalnya, akses tak terbatas ke dunia maya seringkali menciptakan budaya menyelesaikan sesuatu dengan cepat, pornografi tak terkendali, dan masalah lainnya.
Namun pada dasarnya setiap orang cenderung mengatur diri sendiri dan mengejar tujuan hidup yang lebih bermakna, begitu pula siswa di sekolah. Meskipun ada berbagai masalah, namun ada harapan besar atas prestasi yang dimiliki siswa. Beberapa siswa memiliki potensi untuk mengembangkan bakat dan minatnya, seperti aktif mengikuti olahraga atau menjadi seniman. Selain itu, kapasitas sekolah tidak mencukupi. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar orang tua siswa berstatus ekonomi sedang hingga rendah.
Situasi ini menghadirkan tantangan yang luar biasa untuk mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Demikian pula dalam hal kelangsungan sarana dan prasarana sendiri, sekolah memiliki fasilitas yang cukup untuk menunjang kegiatan yang mengembangkan bakat dan minat siswa melalui berbagai kegiatan ekstra kurikuler.
Visi dan Misi
a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan
bimbingan dan konseling yang profesional dalam memfasilitasi perkembangan
peserta didik/konseli menuju pribadi unggul dalam imtak, iptek, tangguh,
mandiri dan bertanggung jawab
b. Misi
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling yang memandirikan peserta didik/konseli berdasarkan pendekatan yang
humanis dan multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Deskripsi Kebutuhan
Kebutuhan peserta didik dapat ditentukan berdasarkan asumsi teoritis dan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan. Dalam menjalankan tugasnya, dosen penasehat/konsultan terlebih dahulu membuat daftar kebutuhan (need assessment). Tujuan pembuatan alat ini adalah untuk menemukan kebutuhan dan permasalahan konsultan.
Ada beberapa
contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan peserta didik, antara lain Daftar
Cek Masalah, Inventori Tugas Perkembangan, Alat Ungkap Masalah, Analisis Tugas Perkembangan, Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan
dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan
daftar kebutuhan peserta didik.
uesioner tentang masalah klien atau siswa dibuat dan diedit oleh guru konseling dan konseling itu sendiri. Terhadap lingkungan dan masalah/kebutuhan siswa di sekolah.
Kuesioner Persyaratan Penelitian diolah dalam aplikasi Kuesioner Persyaratan Penelitian (AKPD). Hasilnya adalah sebagai berikut.
1. Profil dari hasil analisa Angket Kebutuhan Peserta Didik
2. Deskripsi Kebutuhan dari Hasil Asesmen
Rumusan Kebutuhan
Rumusan tujuan
dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi kebutuhan
peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk
prilaku yang harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan
bimbingan dan konseling.
Komponen Program
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan
dasar, (2) layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif,
dan (4) dukungan sistem. Berikut penjelasan mengenai
masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai
pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan dasar merupakan inti
pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan
tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan
eksplorasi karir. Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung
diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan
klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media
adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling.
Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling,
layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
tematik.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang
bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Layanan terdiri atas konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif
melalui media adalah konseling melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif
di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan
intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang
menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan
yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik
yang disebabkan oleh
disabilitas, jenis kelamin,
suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status
sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan
dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta
didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar.
3) Layanan Peminatan dan
Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual
merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam
membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu
peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya
sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan
peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas membantu setiap peserta
didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah
dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat
oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan
didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan
individual yang langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa kegiatan
bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelas
besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan
perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan
ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan
minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau
konselor dap at
memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam
pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan daring.
Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilaiAspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya. Aspek pengembangan yang telah dikembangkan meliputi:
Aspek
perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Konsep diri positif Pengetahuan karir
(2) Kematangan mental dan fisik dalam pengambilan keputusan karir
(3) Pengakuan akan pentingnya sukses dalam memperoleh peluang karir
(4) Kesadaran akan hubungan antara bekerja dan belajar
(5) Kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan informasi pekerjaan
(6) Kesadaran akan keterkaitan antara tanggung jawab pribadi, kebiasaan kerja yang baik, dan peluang karir
(7) Pengakuan hubungan antara karir dan fungsi sosial dan kebutuhan
(8) Kesadaran akan perbedaan pekerjaan dan perubahan peran gender.
Mengembangkan Tema/Topik Layanan BK
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang akan dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)
Rencana Kegiatan/Operasional (Action Plan)
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian Konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
(b) Tujuan Layanan
(c) Komponen layanan
(d) Strategi layanan
(e) Kelas
(f) Materi,
(g) Metode,
(h) Alat/media,
(i) Evaluasi,
(j) Ekuivalensi,
Rencana Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
1.
EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan
dan konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Dalam evaluasi program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi,
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis
hasil penilaian proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling
brlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan
kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari
hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil
yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan
konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan
prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi / topik / masalah yang dibahas
b.
Perasaan positif sebagai
dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan upaya
pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a.
Penyusunan rencana evaluasi
b.
Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
2. PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam
pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap
hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan
pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil
yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam format laporan yang
dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang
keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah
dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
laporan yiatu :
a.
Sistematika laporan
hendaknya logis dan dapat dipahami
b.
Deskripsi laporan yang disusun
hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a.
Tahap persiapan
b.
Pengumpulan dan penyajian
data
c.
Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau
konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan
denganc ara membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa
bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a.
Menentukan aspek-aspek
perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain
program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling tertentu dalam rangka
perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.
Sarana dan Prasarana
Infrastruktur terpenting yang dibutuhkan adalah ruang konseling dan orientasi yang sesuai. Ruang-ruang yang telah ditentukan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga membuat siswa yang berkunjung merasa nyaman dan nyaman, serta dapat digunakan untuk melakukan berbagai jenis kegiatan layanan pembelajaran dan konseling, baik secara individu maupun kelompok. Etika Bimbingan dan Konseling
Sarana dan prasarana meliputi sarana dan peralatan yang mendukung terselenggaranya program bimbingan dan konseling. Fasilitas yang digunakan untuk kegiatan layanan bimbingan dan konseling antara lain:
a. Alat
pengumpulan data tes dan non tes,
yaitu :
1) Kuesioner tentang masalah yang berkaitan dengan konsultasi / Permintaan kuesionern tentang masalah yang berkaitan dengan konsultas
2) Sosiometri
3) Alat pengungkapan diri
4) Alat pelacak minat siswa SMP
5) Alat pemecahan masalah seri PTSDL
6) Inventarisasi tugas-tugas perkembangan
7) Catatan Anekdot
b. Khususnya pembawa data dalam bentuk kumpulan data, yaitu:
1) Hasil kumulatif
2) Database prestasi akademik
3) daftar mahasiswa keperawatan
c. Peralatan pendukung teknis, yaitu:
1) Data informasi meliputi: Kartu pelajar
2) Paket konsultasi meliputi: Paket material klasik
3) Bahan penjelasan meliputi paperbacks dan poster.
d.
Perlengkapan administrasi, yaitu :
1)
Alat tulis
2)
Rencana kegiatan
3) Format laporan kegiatan
Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri atas :
ruang tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi, ruang
dokumentasi (terlampir)
Anggaran dan Biaya
Anggaran biaya menyesuaikan dengan anggaran sekolah yang dialokasikan untuk kegiatan bimbingan dan Konseling dengan rincian kebutuhan sebagai berikut :
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang dibutuhkan. Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung implementasi program secara cermat, rasional dan realistik.
PROGRAM SEMESTER
Setelah membuat rencana
kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun, kemudian mendistribusikan
komponen layanan dan strategi kegiatan dalam porgam semesteran dalam bentuk
yang lebih rinci.
Terdapat beberapa komponen dalam program semeseteran,
yaitu :
- Bulan dan komponen program
- Layanan Dasar - Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema layanan dalam komponen layanan dasar, seperti bimbingan klasikal dengan tema yang sudah dibuat dalam rencana kegiatan
- Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual - Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema dalam komponen layanan perencanaan individual misalnya bimbingan klasikal dengan tema memilih sekolah lanjutan di tingkat SMA/SMK - MA/MAK
- Layanan Responsif - Berisi strategi layanan dan topik/tema (bila ada) dalam komponen layanan responsif, misalnya : konseling kelompok dengan tema/topik “3 Kata Penting dalam Pergaulan”
- Dukungan sistem - Berisis tentang strategi kegiatan dalam dukungan sistem seperti pengembangan jejaring, kegiatan manajemen dan PKB